Header Ads

Sederet Fakta Mengejutkan Tentang Darah Manusia


Darah merupakan komponen penting yang dibutuhkan tubuh. Tanpa adanya darah, maka organ di dalam tubuh tidak bisa bekerja secara optimal. Menariknya, darah menyimpan banyak fakta mengejutkan yang mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Berikut berbagai fakta tentang darah dalam ulasan berikut.

1. Darah Sebagai Alat Transportasi


Darah adalah cairan berwarna merah yang membuat tubuh bisa bekerja secara normal. Dalam tubuh, cairan ini berperan sebagai alat transportasi yang bertugas untuk mengangkut nutrisi, oksigen, hormon, dan berbagai senyawa penting lainnya ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkan. Di saat yang bersamaan, cairan ini juga bertugas untuk membawa zat sisa yang sudah tidak berguna lagi ke sistem ekresi atau pembuangan, termasuk ke dalam ginjal, paru-paru, dan hati.

Cairan juga ini membantu melawan kuman atau bakteri penyebab penyakit yang menyerang sistem imun. Ada satu hal terakhir yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Cairan ini ternyata juga berperan untuk membawa panas ke kulit. Cairan ini mampu membuat bagian luar tubuh(seperti jari tangan dan kaki) tetap hangat karena panas yang dibuat di pusat tubuh, seperti jantung dan otot, di bawa ke area tersebut.

2. Jumlah Volume Darah Anak dan Orang Dewasa Sama


Mengutip Livescience, Daniel Landau, dokter spesialis hematologi dan kanker di University of Florida Cancer Center mengatakan tubuh orang dewasa sehat rata-rata mengandung sekitar 4-5 liter darah. Jika kekurangan darah, mungkin akan kehilangan sekitar 8-10 persen dari total berat badan badan. Jadi, jika memiliki berat badan 54 kilogram, maka sekitar 4-5 kilogram dari total berat badan adalah darah. Selain itu, mungkin beranggapan bahwa jumlah volume darah orang dewasa dan anak-anak berbeda. Faktanya, jumlah volume dalam tubuh orang dewasa dan anak-anak sebenarnya sama. Namun, karena ukuran organ dalam tubuh anak relatif lebih kecil, maka volume cairan yang mengisi tubuh mereka tampak lebih banyak.


3. Darah Terbuat dari Banyak Komponen


Cairan merah yang mengalir dalam tubuh terdiri atas beberapa komponen. Setiap komponennya memiliki fungsi dan tugas masing-masing. Secara umum, berikut berbagai komponen penyusun cairan yang menjadi sumber kehidupan ini.

a. Plasma darah


Lebih dari setengah komponen cairan ini adalah plasma darah. Cairan berwarna kuning bening ini mengandung air sebanyak 92%, sementara 8% sisanya merupakan campuran dari gula, lemak, protein, dan garam. Tugas utama cairan plasma adalah mengangkut semua sel-sel darah bersama nutrisi, antibodi, produk limbah, protein, dan bahkan hormon ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkan. Cairan plasma juga berfungsi untuk menyeimbangkan volume darah serta garam, termasuk kalium, natrium, kalsium, klorida, bikarbonat, dan magnesium.

b. Eritrosit

Sel darah merah, atau yang juga disebut dengan eritrosit merupakan sel yang paling banyak terkandung dalam darah. Per detiknya, tubuh manusia bisa memproduksi sekitar 2 juta eritrosit dan diperkirakan ada sekitar 150 miliar eritrosit dalam setiap 1 ons darah. Menariknya, stres bisa membuat tubuh memproduksi eritrosit 7 kali lipat lebih banyak dari jumlah tersebut. Selain paling banyak, sel ini juga memiliki tugas penting. Bersama dengan hemoglobin, eritrosit bertugas untuk membawa oksigen dari paru ke seluruh tubuh serta mengangkut kembali karbon dioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru. Hemoglobin sendiri merupakan protein khusus yang memberi warna merah pada eritrosit.


Sel ini berbentuk bulat dan di bagian tengahnya terdapat cekungan (bikonkaf) yang jika diamati menggunakan alat khusus nampak seperti donat. Tidak seperti banyak sel lainnya, eritrosit tidak memiliki nukleus (inti sel), sehingga mereka bisa berubah bentuk dengan mudah. Hal tersebutlah yang memudahkan eritrosit melewati berbagai pembuluh darah di dalam tubuh. Eritrosit di produksi sumsum tulang dan dapat bertahan hidup sekitar empat bulan atau 120 hari. Persentase volume seluruh darah yang hanya terdiri dari eritrosit disebut hematokrit.

c. Leukosit

Di dalam tubuh, leukosit atau sel darah putih jumlahnya memang sedikit, yaitu sekitar 1 persen dari total volume darah di dalam tubuh. Meski begitu, tugas leukosit tak boleh dipandang sebelah mata. Leukosit bertanggung jawab untuk melawan infeksi virus, bakteri, dan jamur yang memicu perkembangan penyakit. Hal ini disebabkan karena sel darah putih memproduksi antibodi yang akan membantu memerangi zat asing tersebut.


Sama dengan eritrosit, leukosit juga diproduksi di sumsum tulang dengan berbagai jenis yang berbeda-beda, meliputi limfosit, basofi, eosinofil, neutrofil, dan monosit. Semua jenis leukosit memiliki tugas yang sama untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh dapat terhindar dari infeksi penyebab penyakit. Tergantung jenisnya, leukosit bisa bertahan hidup cukup lama, entah itu dalam hitungan hari, bulan, hingga tahun.


d. Trombosit

Tidak seperti eritrosit dan leukosit, trombosit sebenarnya bukan sel, melainkan fragmen sel yang berukuran sangat kecil. Trombosit memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah (koagulasi). Ketika mengalami luka, trombosit akan membentuk sumbatan bersama benang fibrin untuk menghentikan perdarahan sekaligus merangsang pertumbuhan jaringan baru di area yang mengalami luka.


Di dalam darah, jumlah trombosit yang normal berkisar dari 150 ribu - 400 ribu per mikroluter darah. Jika jumlah trombosit dalam tubuh lebih tinggi dari kisaran normal, maka akan berisiko mengalami pembekuan darah yang bisa menimbulkan penyakit stroke dan serangan darah. Sebaliknya, jika trombosit lebih rendah dari kisaran normal, maka akan berisiko mengalami perdarahan hebat karena darah sulit untuk membeku.

4. Darah Manusia Terdiri dari Banyak Jenis


Setiap manusia memiliki golongan darah (goldar) yang berbeda-berbeda. Perbedaan goldar ini didasari oleh ada tidaknya antigen pada eritrosit dan cairan plasma. Antigen sendiri dikelompokkan ke dalam delapan goldar dasar, yaitu A, B, AB, dan O. Setiap jenis goldar ini bisa positif dan negatif. Secara umum, berikut penjelasan singkat dari masing-masing goldar.

A   : Anda hanya memiliki antigen A pada eritrosit dan antibodi B dalam cairan plasma
B   : Anda hanya memiliki antigen B pada eritrosit dan antibodi A dalam caira plasma
AB: Anda memiliki antigen A dan B pada eritrosit, tetapi Anda tidak memiliki antibodi A dan B di dalam plasma
O   : Anda tidak memiliki antigen A dan B pada eritrosit, tetapi Anda memiliki antibiodi A dan B di dalam plasma

Beberapa orang juga memiliki penanda tambahan pada darahnya. Penanda tambahan ini disebut dengan rhesus (faktor Rh), yang dikelompokkan lagi menjadi "positif" atau “negatif” (artinya tidak memiliki faktor Rh). Misalnya begini, goldar si Ria mungkin A+ (positif), sementara teman Ria B- (negatif). Juga tak perlu khawatir jika tak punya penanda tambahan. Pasalnya, ada atau tidaknya penanda tambahan tidak akan membuat seseorang menjadi lebih sehat atau lebih kuat. Penanda tambahan hanya soal perbedaan genetik, seperti memiliki mata biru atau rambut merah.


5. Hanya Sedikit Orang Dengan Goldar AB Negatif


Goldar AB negatif termasuk kategori orang yang unik. Pasalnya, goldar ini terbilang sangat jarang ditemui. Hanya segelintir orang saja yang memiliki goldar AB. Hal ini bahkan sudah dibuktikan oleh para ahli. Mengutip dari laman Medical Daily, para ahli dari Standford School of Medicine menemukan proporsi goldar dalam suatu kelompok masyarakat.

A    positif  : 35,7 persen
A    negatif : 6,3 persen
B    positif  : 8,5 persen
B    negatif : 1,5 persen
AB positif  : 3,4 persen
AB negatif : 0,6 persen
O   positif   : 37,4 persen
O   negatif  : 6,6 persen

Dari temuan di atas sudah sangat jelas bahwa dibanding dengan goldar lainnya, goldar AB negatif memiliki proporsi yang lebih kecil. Meski begitu, hasil penelitian ini tidak bisa dijadikan acuan bahwa hanya sedikit orang yang memiliki goldar AB negatif di setiap negara. Hal ini karena proporsi goldar dalam satu kelompok akan tergantung pada latar belakang etnis dan wilayah negara. Misalnya saja golongan darah B lebih banyak ditemukan pada orang Asia, sementara golongan darah O banyak ditemukan di Amerika Latin.

6. Spesialis Hematologi, Dokter yang Menangani Masalah Darah


Jika pernah mengalami masalah kesehatan yang berkaitan dengan darah, langsung saja bisa berkonsultasi ke dokter spesialis hematologi. Dokter spesialis hematogi memiliki tugas untuk mendiagnosis, mengobati, dan mencegah berbagai penyakit yang berkaitan dengan darah. Termasuk, penyakit kanker maupun non kanker yang memengaruhi komponen darah dan/atau organ yang memproduksi cairan ini, seperti limpa, sumsum tulang, dan kelenjar getah bening.

Sebelum memutuskan untuk berkonsultasi ke spesialis hematologi, disarankan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan spesialis hematologi, bisa mencari informasi dari website rumah sakit terpercaya, bertanya langsung pada dokter langganan, membaca testimoni para pasien dari forum-forum di internet, atau bahkan menggali info dari suster atau karyawan di rumah sakit tempat dokter tersebut praktik.

Ketika sudah menemukan dokter spesialis hematologi yang tepat, tanyakan semua hal yang memang ingin ditanyakan. Mulai dari kondisi kesehatan, perkembangan penyakit, hingga pilihan pengobatan yang mungkin akan diterima. Seorang dokter profesional yang berpengalaman akan menjelaskan dengan baik semua pertanyaan yang diajukan.







Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.